Monday, October 3, 2016

Danau Maninjau termasuk kategori danau vulkanik, lekukannya terbentuk karena letusan gunung yang bernama Sitinjau  ( legenda penduduk),  terlihat dari bentuk bukit sekeliling danau yang menyerupai  dinding. Danau Maninjau memiliki aliran sungai bernama Batang Sri Antokan di sebelah barat laut danau. Sungai ini dimanfaatkan untuk Pembangkit Listrik dikenal sebagai PLTA Maninjau. Danau  Maninjau merupakan danau terluas kedua setelah Danau Singkarak yang berada di dua kabupaten yaitu Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Solok di wilayah propinsi Sumatera Barat


.
Puncak tertinggi diperbukitan sekitar Danau Maninjau ini disebut; Puncak Lawang.
Puncak Lawang.  Berada pada ketinggian 1210 meter dari permukaan laut,  kita bisa dengan leluasa untuk menikmati keindahan panorama Tanah Maninjau. Biru nya air Danau Maninjau, hamparan sawah, dan merasakan nikmat nya angin yang berhembus sepoi basah dengan suhu di  18 – 20 º Celcius.  Dari sini kita juga dapat menyaksikan Samudera Hindia di sebelah Barat perbukitan Danau Maninjau.



Puncak Lawang dijadikan  lokasi  Olah Raga Paralayang. Event Internasional telah digelar disini dan katanya sudah jadi agenda tahunan Pemerintah Kabupaten Agam dan termasuk area terbaik di wilayah Asia Tenggara.

Menuju lokasi  Puncak Lawang ini kita bisa  memilih salah satu dari empat rute yang ada. Pertama lewat Matur (dibaca;  Matua), jadi kalau kita dari Bukittinggi sampai di simpang tiga Matur kita berbelok kekanan. Masuk jalan ini kita melihat  perkebunan tebu masyarakat daerah Lawang sebagai  penghasil tebu dan gula tebu terbaik di Kabupaten Agam khususnya dan Sumatera Barat umumnya .

Rute kedua bisa ditempuh melewati Ambun Pagi,  lokasi nya sekitar 3 Km dari Matur tepat nya berada pada awal jalan "Kelok 44" atau dibibir perbukitan Danau Maninjau. Melalui jalur ini kita akan menjumpai objek wisata "Ambun Tanai" yang keindahan nya tak kalah menarik dari Puncak Lawang itu sendiri.  Ambun Tanai ini masih dalam kawasan Puncak Lawang. Ambun Tanai ini  salah-satu tempat wisata juga  di Kecamatan Matua tepatnya di Ambun Pagi Nagari  Matua Mudiak lebih kurang 30 Km dari Kota Bukittinggi. Kita akan melewati puncak perbukitan Danau Maninjau dan sangat dekat dengan bibir jurang di sebelah kiri nya. Untuk lebih menikmati panorama Ranah Danau Maninjau sebaik nya melewati jalur ini deh..pasti seru aja kerasa...

Rute  ketiga dan keempat dikenal sebagai  jalur alternatif saja, sebab kita hanya bisa melewatinya  dengan jalan kaki, rute ini sangat cocok buat yang suka olahraga hiking dan hobi petualangan.

Rute  alternatif pertama kita melewati Pasar Bayur (baca; Pasa Bayua) sekitar 4 Km sebelah Utara Maninjau. Rute ini kita dapat menempuh perjalanan mencapai Puncak Lawang dengan waktu lebih kurang  1,5-2 jam. Jalan setapak mendaki diselingi  rimbun nya pepohonan.

Rute  alternatif kedua tak jauh beda suasana nya dengan jalur alternatif pertama, kita mulai berjalan dari Pasar Ahad (baca ;Pasa Akaik)  kira kira  8 Km sebelah utara Maninjau. Jalur ini  kita akan berjalan kaki  melewati hamparan persawahan, setelah jalan mulai mendaki kita memasuki  rindangnya pepohonan. Pemandangan yang bedapun akan kita nikmati dari jalur ini. Untuk  berjalan kaki  mencapai Puncak Lawang kita habiskan waktu sekitar 4-5 jam.


Mengenal Danau Maninjau ini maka kita akan mengenal  ikan air tawarnya namanya Ikan Bada, jenis Ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) ini hanya terdapat di Danau Maninjau, karena sampai saat ini belum dijumpai spesies yang sama persis di daerah lain meskipun ikan yang mirip bisa dijumpai di danau atau sungai seperti Ikan Bilih di Danau Singkarak.

Ciri Ikan Bada ini memiliki sisik yang lebih halus dan lebih terang, dengan ukuran badan yang lebih pendek. Dari rasanya pun ikan Bada ini lebih manis dan lebih gurih, bisa diolah menjadi beberapa jenis makanan seperti di goreng, di gulai, di pepes dan yang paling special adalah di asapi atau di salai diatas bara api sehingga berwarna agak hitam kekuningan.

Bada yang dikeringkan ini lebih dikenal dengan nama “Bada Masiak” atau Bada Kering. Dan ini adalah salah-satu makanan hasil Danau Maninjau yang paling diminati terutama oleh masyarakat yang berasal dari Danau Maninjau .

Pantai carocok ini Terletak disebelah barat kota Painan, berjarak kira-kira 2 km dari Pasar Painan.

Pantai ini Sangat Terkenal di Sumatera Barat Maupun Indonesia, menurut sebagian orang, Pantai Carocok ini tidak kalah dari Pantai Semenanjung Kra di Malaysia atau Pantai Sanur di Bali.

Dalam kawasan Objek Wisata Pantai Carocok Painan ini Juga terdapat sebuah Pulau Batu Karang yang tersambung dengan ujung Bukit Langkisau.Yaitu Pulau Batu Kareta. Dahulu Pulau Batu Kareta dapat dicapai hanya Pada saat air laut Surut, akan tetapi sejak dibangunnya Jembatan oleh Pihak PEMKAB Pesisir Selatan Pulau Batu Kareta ini dapat dicapai kapan saja karna sudah terintegrasi dengan jembatan.

Tidak itu saja sekitar 200 meter Kebarat Pantai carocok ini terletak sebuah pulau kecil yang bersejarah,yaitu Pulau Cingkuak. Dipulau ini dapat kita jumpai bekas-bekas Reruntuhan Benteng Portugis. Menurut Sejarah Pertama kali Portugis menjejakan kakinya di Pesisir Pulau Sumatera adalah di Pulau Cingkuk ini. Di samping benteng Portugis tersebut di pulau ini juga ada sebuah makam orang portugis (MADAME VAN DER KAMPEN) ditandai dengan adanya Prasasti.

Pulau kecil yang berpasir putih dan berair sangat bersih serta sangat tenang ini sangat ramai dikunjungi orang untuk berwisata terutama pada saat hari libur.Berbagai kegiatan dapat dilakukan di pulau cingkuk ini mulai dari mandi air laut , Snorkling sampai memancing dapat dilakukan disini

Untuk mencapai pulau ini tidak susah,anda cukup berdiri di ujung jembatan wisata pantai Carocok Painan yang Berada dihadapan Pulau Cingkuk, Beberapa orang tukang perahu bermesin tempel akan menghampiri anda, menawarkan jasanya untuk mengantarkan anda Ke Pulau Cingkuk.

Kembali ke Pantai carocok Painan.Saat yang paling indah di pantai carocok painan adalah disaat matahari akan tengelam, Panorama Jingga Sunset yang memantul diatas Permukaan Samudera Indonesia Sangat Bagus disaksikan disini.

Dengan suguhan pemandangannya yang indah ini serta udaranya yang sejuk, membuat saya dan keluarga tidak pernah bosan untuk mengunjungi tempat wisata manapun di padang meski sudah berkunjung beberapa kali ketempat yang sama.

Dan tempat yang kerap saya rindukan dan saya ingin kunjungi disetiap tahunnya adalah Pantai Carocok yang terletak di Painan, Kab. Pesisir Selatan. Di pantai carocok terdapat fasilitas dengan harga relatif terjangkau yaitu : Banana Boat (25.000/org) , Donat (30.000/org), Jet Sky (100.000/org), Snorkling (50.000/org) dll.
Pantai carocok memiliki masyarakat yang ramah. Dan untuk pertama kalinya saya mencoba snorkling karena tertarik dengan keindahan terumbu karangnya, serta air lautnya yang jernih tanpa sampah.


Pada saat snorking, kita dapat memberikan memorycard (hp) ke uda petugas snorkling. Memorycard tersebut akan digunakan di kamera si petugas untuk mengambil foto dibawah air. Nanti setelah snorkling selesai petugas snorkling dapat mengembalikan memorycard anda dan foto snorkling sudah tersimpan baik disana.

Sumatera Barat memiliki sebuah bukit yang juga sangat indah dan menarik untuk disinggahi wisatawan yang memiliki andrenalin tinggi. Lokasinya di dataran tinggi Painan. Masyarakat sekitar mengenalnya dengan nama Puncak Langkisau.

Puncak Langkisau merupakan lokasi wisata alam yang sangat menakjubkan yang berada di Painan. Sebagai area wisata alam Puncak Langkisau memberikan pemandangan yang menakjubkan dimana pengunjung bisa melihat pemandangan laut di Teluk Painan, Samudera Indonesia bahkan wisatawan yang mengunjungi area ini bisa menunjukan keseluruhan kota Painan.

Puncak Langkisau merupakan area perbukitan yang menderet panjang pada sisi sebelah utara kota Painan. Akses menuju lokasi destinasi wisata alam ini tidak perlu melalui jalanan yang sulit karena perjalanan menuju kawasan wisata alam Painan ini sangat mudah sudah beraspal dan juga menanjak namun mudah untuk dilalui.

Sebagian besar wisatawan yang berkunjung di area wisata alam ini tidak melewatkan moment berharga untuk menggunakan atau mengabadikan dirinya di atas Puncak Langkisau.

Obyek wisata ini dilengkapi fasilitas yang cukup lengkap mulai dari area parkir yang cukup luas, restoran yang berada di atas puncak dengan pemandangan yang luar biasa indah, serta warung-warung yang menjual berbagai jenis makanan dan minuman untuk sekedar berhenti beristirahat.

Saat berada di lokasi Puncak Langkisau pengunjung dapat menikmati penorama alam bersama keluarga serta rekan-rekan atau sekedar menghilangkan penat dari aktivitas kota yang cukup padat. Pemandangan yang menakjubkan ini bukan hanya dapat anda lihat pada siang hari saja, di malam hari pun pemandangan dari atas Puncak Langkisau terlihat sangat indah dan sejuk. Keindahan kota Painan dengan lampu yang menyala membuat suasana malam di puncak Langkisau menjadi semakin mempesona.

Bagi anda yang menyukai tantangan, dari area puncak wisata alam ini tersedia aktivitas paralayang yang bisa anda lakukan. Tempat ini juga pernah menjadi saksi dan tempat diselenggarakannya kejuaraan paralayang yang diikuti oleh seluruh atlit dunia. Sehingga tentu saja dipilihnya tempat ini karena keindahan dan juga tingkat kesulitan yang cukup tinggi.

Lokasi wisata ini menjadi tempat yang sangat tepat untuk berolahraga paralayang atau sekedar menikmati keindahan alam dari puncak Langkisau. Dengan panorama yang indah dan sejuk tentunya sangat menarik perhatian para pecinta keindahan alam.

Destinasi wisata alam ini dapat dikunjungi dengan berkendara hingga ke puncak sehingga tidak memakan waktu dan menghabiskan tenaga untuk sampai di puncak bukit. Mudahnya akses ini membuat kawasan wisata alam di Painan bisa dikunjungi oleh siapa saja, namun tentu nya cukup menantang bagi yang menyukai olahraga yang menguji adrenalin.


Sebagai salah satu obyek wisata alam yang cukup dibanggakan oleh masyarakat kota Painan, keindahan Puncak Langkisau memang tidak kalah dari puncak lainnya yang ada di dunia. Hal ini terbukti dari terpilih menjadi lokasi kejuaraan paralayang pada 2013 lalu.




Rasanya tidak lengkap jika Anda bertandang ke Kota Pariaman belum singgah ke pantai yang satu ini. Pantai Gandoriah namanya, sebuah ruas pantai wisata dengan panorama pulau-pulau kecil di pusat Kota Pariaman. Perpaduan posisi yang strategis, panorama yang indah, dan konturnya yang landai, membuat pantai ini menjadi salah satu objek wisata pantai paling populer di sini.

Asal-usul nama Pantai Gandoriah memiliki kisah tersendiri. Gandoriah merupakan nama seorang gadis dalam cerita rakyat Minangkabau. Menurut Kabid Pemasaran dan Kerjasama Pariwisata Kota Pariaman, Asnul Nazar, kisah ini sudah semakin jarang diketahui masyarakat, kecuali oleh kalangan sesepuh masyarakat. Kisah tersebut menceritakan perjalanan cinta seorang pemuda bernama Anggun Nan Tongga dengan Puti Gandoriah, yang tak lain adalah sepupunya.

Dikisahkan, Anggun Nan Tongga pergi berlayar untuk menemukan tiga mamaknya (paman) yang tidak kunjung pulang dari perantauan. Dalam perjalanan yang melewati banyak rintangan, Nan Tongga berhasil menemukan pamannya satu per satu. Karena pengkhianatan salah seorang teman yang lebih dahulu kembali ke kampung halamannya, Puti Gandoriah menyangka kekasihnya telah meninggal.

Dalam kesedihannya, Puti Gandoriah memutuskan bersemedi di Gunung Ledang. Kisah ini pun berakhir tragis saat Nan Tongga dan Puti Gandoriah bertemu kembali tetapi harus menerima kenyataan bahwa mereka berdua adalah saudara sepersusuan yang tidak boleh saling menikah.

Nan Tongga dalam cerita rakyat tersebut dikemudian hari dijadikan nama sebuah hotel di tepi Pantai Pariaman, yang merupakan hotel tertua di kota ini. Keberadaan hotel ini menjadi inspirasi nama pantai oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Padang Pariaman saat itu.

Menurut Bapak Murad Masri, Kepala Dinas pariwisata periode 1983-1995, awalnya ada tiga opsi penamaan yaitu, Piaman Indah, Angso Duo, dan Gandoriah. Dari ketiga opsi tersebut, akhirnya nama Gandoriah yang dipilih dan diresmikan sebagai nama pantai ini pada masa pemerintahan Bupati Zainal Bakar (1990-1994).

Panorama laut memang menjadi salah satu keunggulan utama pantai ini. Di lepas pantai setidaknya terdapat gugusan 6 pulau kecil yang terlihat bagaikan menghias cakrawala. Keenam pulau itu adalah Pulau Kasiak, Pulau Angso, Pulau Tangah, Pulau Ujung, Pulau Gosong dan Pulau Bando.

Selain dapat dinikmati sebagai bagian dari panorama lautnya, sebagian besar pulau ini dapat disinggahi dengan waktu tempuh perjalanan sekitar 20 menit perjalanan.

Disamping menikmati keindahan panoramanya, pantai ini juga menyajikan berbagai aktivitas rekreasi laut yang bisa menjadi pilihan saat liburan. Diantaranya, renang, selancar, dan beraneka jenis olah raga pantai lainnya. Sayangnya, fasilitas-fasilitas rekreasi tersebut sebagian hanya tersedia pada saat akhir pekan dan musim liburan saja.

Keunggulan yang dimiliki Pantai Gandoriah juga didukung oleh aksesnya yang strategis. Posisinya yang berada di pusat kota, menjadikan akses transportasi umum seperti angkot dan bus antar kota tidak terlalu sulit kita temukan di sini.

Selain itu, terdapat jalur kereta yang menghubungkan langsung pantai ini dengan Kota Padang. Bahkan, posisi stasiunnya pun tepat berada di depan gerbangnya. Tidak heran jika PT. KAI pun kemudian menghadirkan rute perjalanan kereta wisata jurusan Padang-Pariaman yang beroperasi setiap akhir pekan.

Menurut catatan dinas pariwisata setempat, intensitas kunjungan wisatawan ke pantai ini relatif tinggi, khususnya pada event-event budaya seperti Festival Tabuik.


Setiap tahunnya, pantai ini memang menjadi lokasi penyelenggaraan acara puncak tradisi tabuik, yaitu saat pembuangan tabuik ke laut. Karenanya, jika saat momentum tersebut tiba, pantai ini berubah menjadi lautan manusia yang datang dari berbagai penjuru Sumatera Barat.
Janjang Saribu



Janjang Saribu-Bukit Tinggi
Janjang Saribu-mungkin akan terdengar sedikit asing di telinga anda, tetapi bagi masyarakat minang sendiri, nama ini bukanlah hal yang asing. Janjang sendiri merupakan tangga dalam bahasa minang, dan dalam bahasa yang sama saribu memiliki arti seribu. Maka, objek wisata ini bisa juga disebut dengan tangga seribu.
Lokasi dan Transportasi Untuk menuju Janjang Saribu ini, anda bisa menuju wilayah Koto Gadang, Bukit Tinggi. Untuk menuju lokasi ini pun bukanlah hal yang sulit. Banyak alternatif kendaraan yang bisa anda gunakkan menuju lokasi dari Janjang Saribu ini. Anda bisa menggunakkan kendaraan pribadi baik roda dua maupun roda empat, serta adanya akses angkutan umum yang tersedia di sekitar kota Bukit Tinggi. Untuk anda yang menggunakkan kendaraan umum, anda bisa menemukan angkutan kota (angkot) di sepanjang kota Bukit Tinggi. Untuk lebih lengkapnya, anda bisa mencari angkot tersebut di sekitar wilayah Jam Gadang yang menjadi jantung kota ini. Anda bisa menggunakkan angkot yang menuju wilayah Koto Gadang. Ongkosnya pun cukup murah, anda hanya perlu merogoh kocek sekitar Rp 2.500*) per orangnya untuk sekali naik. Tetapi, bukan hanya angkot yang bisa anda gunakkan untuk menuju tempat ini, anda bisa menggunakkan ojek ataupun sebuah kendaraan tradisional yang serupa dengan delman, namun, masyarakat sekitar menyebutnya dengan bendi.
Angkutan tradisional ini sangat cocok untuk anda yang ingin berwisata sembari menikmati keindahan Kota Bukit Tinggi yang sejuk. Untuk ongkos ojek maupun bendi, bergantung dari hasil tawar menawar anda dengan pemilik ojek dan bendi tersebut. Jika dari pusat kota, biasanya hanya berkisar sekitar Rp 10.000*) sampai dengan Rp 15.000*) saja. Jika anda ingin membawa kendaraan sendiri, tentunya anda bisa langsung menuju wilayah Koto Gadang. Dari sini, anda bisa menemukan lokasi awal dari Janjang Saribu dengan melihat sebuah gapura atau gerbang masuk yang akan terlihat di sisi jalan. Namun gerbang tersebut bertuliskan “Jenjang Saribu”.
Wisata Janjang Saribu yang memiliki arti Tangga Seribu ini, memang memiliki anak tangga yang cukup banyak, yakni dengan jumlah 1000 anak tangga. Tangga ini sendiri dibuat sehingga anda bisa menyusuri tebing, hingga ke bawah lembah atau ngarai sianok. Umumnya, tiap-tiap desa yang berada di dekat ngarai, memiliki jalan sendiri untuk menuju dasar lembah, ada yang berupa tangga, ada pula yang berupa jalan-jalan setapak.
Hal ini dikarenakan jalan turun seperti Janjang Saribu, digunakkan untuk mengambil air yang berada di dasar ngarai sianok yakni di batang sianok. Selain itu juga, Janjang Saribu ini sudah merupakan jalur akses penduduk desa untuk berkunjung ke desa lainnya. Tetapi, tradisi penggunaan Janjang Saribu sebagai jalur pengambilan air sudah jarang dilakukan. Begitupun dengan kunjungan ke desa-desa lain. Hal ini dikarenakan, kebanyakkan dari penduduk desa sudah menggunakkan angkutan umum yang sudah banyak tersedia.
Maka dari itu, Janjang Saribu saat ini, sudah dijadikan salah satu objek wisata untuk para pecinta petualangan dengan menghadirkan sebuah wahana tracking. Hal ini dikarenakan jumlah tangga yang banyak, serta anda akan ditantang melewati celah-celah tebing, sehingga kesan tantangannya sangat terasa. Belum lagi kelok-kelokkan tangga yang membuat perjalanan anda semakin terasa. Selama perjalanan anda menelusuri Janjang Saribu, anda tidak hanya disuguhi dengan banyaknya anak tangga untuk mencapai dasar lembah. Anda juga akan terpana melihat keindahan alam di sekitar dengan tegaknya Gunung Marapi dan Gunung Singgalang yang tampak mempesona dari kejauhan.
Hal inilah yang akan menjadi obat lelah anda karena pemandangan lainnya pun ikut serta menyegarkan pikiran. Selain itu, tak jarang beberapa satwa berupa kera akan tampak melintas, melewati ranting-ranting pepohonan. Tak kalah pula, nyanyian para burung pun menjadikan suasana terasa benar-benar alami. Jangan khawatir soal fasilitas di Janjang Saribu ini, untuk anda yang membawa kendaraan pribadi, sudah disediakan sebuah lahan parkiran yang cukup luas. Sehingga anda tak perlu khawatir meninggalkan kendaraan anda selama menyusuri petualangan anda menuju dasar ngarai sianok.
Selain itu, fasilitas lainnya seperti toilet umum juga sudah dibuat di wilayah objek wisata ini. Ada juga tempat peristirahatan yang bisa anda gunakkan jika anda merasa lelah dalam perjalanan anda. Selain itu, ada kegiatan lain yang bisa anda lakukan di sekitar Janjang Saribu. Anda bisa bermalam di sekitar sini, sembari menikmati keindahan alam Bukit Tinggi dengan mendirikan tenda atau camping. Sehingga tak hanya suasana kala terang yang akan anda nikmati melainkan pula, ketenangan malam yang di hadirkan di sekitar ngarai sianok dan Janjang Saribu.
Tips 1. Jika anda belum terbiasa berjalan jauh, atau merasa tubuh kurang fit, sebaiknya tidak usah sampai ke dasar ngarai sianok. Cukup melihat panorama alam disekitarnya saja.
2. Bawalah perlengkapan yang dibutuhkan saja, agar tidak terlalu banyak barang yang anda bawa, sehingga tidak memberatkan perjalanan anda.
3. Pakailah sepatu yang menurut anda nyaman untuk perjalanan yang agak sulit, selain untuk kenyamanan, juga untuk keselamatan, karena ada beberapa anak tangga yang agak hancur akibat gempa yang terjadi dahulu.
Wisata Janjang Saribu ini, bukan hanya menantang anda untuk mencapai dasar ngarai saja. Setelah tiba di dasar ngarai sianok, keindahan alam yang luar biasa, mampu mengobati rasa lelah anda hingga bisa kembali ke atas lagi.
Apalagi pemandangan alam selama perjalanan serta celah-celah tebing yang terasa menantang, mampu memacu adrenalin anda. Jadi, siapkan tenaga dan kondisi anda untuk meniti seribu anak tangga yang ada di Janjang Saribu ini. Selamat Berwisata!

Sunday, September 18, 2016

Suwarnadwipa Island at Padang West Sumatera

The hum of the engine 15 HP boat I was riding kept deafen ear. The sky was clear with a tinge of clouds magnificent umbrella motorboat along the 5 m and a width of 1 m it. My teammates and 8, two guides and the owner of the boat, wading amid a sea waters in the southern city of Padang in a very sunny afternoon.

Posts Suwarnadwipa giant seemingly from a distance, as if to welcome anyone. Suwarnadwipa Beach Club & Resort complete the piece, the more clearly and greater only when our motor boat approached the shore region of lush it.


Boat owners turned off the engine when the boat approached the shore. Soon the end of the boat kiss nan smooth white sand beaches. And we were right down, to witness and explore a region's small and remote.

This place is more known to tourists by the name Suwarnadwipa Island or Island of Gold. When in fact this location is a beach that is one part of the whole island of Sumatra, is not separated from the second largest island in Indonesia. So, assuming most tourists are of course wrong.

Accompanied by a guide, I then approached one resort manager. Than pleasantries requesting permission to 'play' in the resort which he managed. From this small talk and then I get a variety of information about Suwarnadwipa.

This place is a new resort opened about four months ago. Why is this resort called Suwarnadwipa? In various inscriptions studies conducted by scientists, in Sanskrit Swarnadwipa is the island of Sumatra. Swarnadwipa derived from the word "Suwarnadwipa" ie gold island or "Suwarnabhumi" that land of gold.

Naming Swarnadwipa's Sumatra island has been used in the texts of India in BC. Besides being known by Swarnadwipa, also known as the island of Sumatra Andalas Island. That said, on the island of Sumatra many trees there is a tree called Andalas.

What is offered by Suwarnadwipa? Of course, the iconic spots in the form of giant sets of letters displayed on the shore of this resort. Additionally there is a 2-storey cottage with a roof bagonjong typical Minangkabau style. There is also a volleyball court and a beautiful pier overlooking Sironjong Island.

Concept back to nature a differentiator Suwarnadwipa attraction compared with the island in the vicinity of this beach, from the shape of cottages, freshwater shower made of rocks, water pipes of bamboo, up to the dock of the composition of nut trees and wood. All come from nature, without a lot of preparations of the plant. 



The neighborhood around the resort was stunning green, surrounded by forests with large trees. So this place will indeed be a dream of anyone who wants to relax, crave tranquility, away from the noise and lush natural scenery.

Island of Gold, also known by the name "Suwarnadwipa Beach Club & Resort" is a name that is located on the beach inn the southern coastal city of Padang parts of the West Coast of Sumatra. a new destinations in West Sumatra. Its position opposite to the island Sironjong also very close to the beautiful islands are very popular as Sikuai, Pagang Island, Pamutusan, and Pasumpahan.




A Dream Land is Pamutusan Island
Some people may have never heard, much less to visit Pamutusan Island in West Sumatra. But, for those who've been to islands in West Sumatra, may be already planning to go back there.

Indeed, West Sumatra is famous region surrounded by hundreds of small islands dotted texture hills and amazing marine life, One of them is Pamutusan Island.

Located in the Gulf Bungus Kabung, Padang or about an hour's drive from the city of Padang, the island is known as the hidden paradise that has not been touched travelers.

Pamutusan island can be reached by small boats from the Port Muara Padang city about an hour's drive northwest. Island with an area of 8 hectares has white sand and plant palm trees and mangrove trees and hills are still green.

This island is named Pamutusan because there peninsula turns into a white sandy land when the tide is low.

To maintain the cleanliness of the island, free of retribution Rp15 thousand per person by a caretaker island everyday settled there.

The island is like a piece of paradise hidden in the middle of the Indian Ocean, which has not been touched by tourists because it has never been exposed. The island is perfect for tourists fans or photographers landscape because there are many beautiful spots with a carpet of lush and beautiful scenery, although taken with little tracking to reach the top of the hill.

Additionally, biota, fish and coral reefs are found in the sea around the island is also a main attraction for fans of snorkling. Well, to relieve fatigue after traveling, there is a cottage which can stop and relax enjoying the natural scenery of small islands that extend in front of him.

Simply spend 350 thousand, visitors can stay in one of the villas. Hopefully Pamutusan Island which is one of paradise in West Sumatra is not included in the list of the island trade in the country.


Saturday, September 17, 2016

Tourist attraction blue lake at Sawah Lunto

Western Sumatra travel>>welcome at our travel in this session our travel is will discuss about Tourist attraction blue lake at Sawah Lunto, This travel lake quite a lot of demand,particularly young and school children, lake will be our discussion on this occasion is a "blue lake TALAWI Sawahlunto" This lake is quite interesting to talk about, previous trending green hill lake bubbling Sijunjung and therefore TALAWI Sijunjung blue lake is also swept away, Sijunjung green lake visitors are also attracted by the blue lake TALAWI Sawahlunto, because it can cut corners and near the green lake visitors Sijunjung while visiting Lake Blue TALAWI Sawahlunto.

blue lake is too famous in cyberspace and many exposed to electronic media and online media. the young people and children, especially among senior high school and did not escape also from amongst older people and Locals many who visit to enjoy the beautiful lake beautiful lake which according to them are very nice and very beautiful, they like to capture beautiful moments with photo photographed together, background blue lake beautiful and attractive to make them addictive.

sometimes they visit the lake is just to get photos and pictures of their background shiny blue lake clarity. they normally just bring their mobile phone camera together a group, and there is also a high quality camera like canon many travelers also outside the area who come to this lake tourist spot. The following photo photo blue lake Talawi Sawahlunto very charming.

We know that Sawahlunto has a variety of interesting tourism potential that could kunjujungi, and also Besides having world heritage cultural tourism in Sawahlunto also has tourist sites are still unexplored and unknown. Sawahlunto is one of the former coal-producing areas in the island of Sumatra.

Located in an area Parambahan Sawahlunto and precisely within the coal mining project environment. The lake was formed from the former coal mine excavation area, to reach this location is approximately 13 kilometers from the city center Sawahlunto.

Highly recommended if you want to come here should use a vehicle that is ready and worthy in the sense of the word because after the road to the zoo kandi road to locations such as dirt roads and rocky fairly sharp.

If you are hesitant to go to this location, please do not hesitate to ask local people ,,, they will indicate its location.

Monday, August 15, 2016

Pulau Impian Pulau Pamutusan



Sebagian orang mungkin belum pernah mendengar, apalagi mengunjungi Pulau Pamutusan di Sumatera Barat. Tapi, bagi yang pernah berkunjung ke pulau yang ada di Sumatera Barat itu, bisa jadi sudah merencanakan untuk kembali ke sana.

Memang, Sumatera Barat terkenal dengan kawasan yang dikelilingi ratusan pulau kecil yang dihiasi tekstur perbukitan dan biota laut yang mengagumkan. Salah satunya Pulau Pamutusan.

Terletak di kawasan Bungus Teluk Kabung, Padang atau sekitar satu jam perjalanan dari Kota Padang, pulau ini dikenal dengan surga tersembunyi yang belum banyak terjamah wisatawan.

Pulau Pamutusan bisa ditempuh dengan menggunakan kapal kecil dari Pelabuhan Muara Kota Padang sekitar satu jam perjalanan laut. Pulau dengan luas 8 hektare ini memiliki pasir putih serta tumbuhan pohon kelapa dan tanaman mangrove serta perbukitan yang masih hijau.

Pulau ini diberi nama Pamutusan karena terdapat semenanjung yang berubah menjadi daratan berpasir putih ketika air laut surut.

Untuk menjaga kebersihan pulau tersebut, dipungut retribusi Rp15 ribu per orang oleh seorang penjaga pulau yang sehari-hari menetap di sana.

Pulau ini ibarat sepotong surga yang tersembunyi di tengah Samudera Hindia yang belum banyak dijamah oleh wisatawan karena belum pernah terekspose. Pulau ini cocok bagi wisatawan penggemar landscape atau fotografer karena banyak terdapat spot-spot cantik dengan hamparan pemandangan nan asri dan indah, walaupun ditempuh dengan sedikit tracking untuk mencapai puncak bukitnya.

Selain itu, biota ikan hias dan terumbu karang yang terdapat di dalam laut di sekitar pulau ini juga menjadi daya tarik tersendiri bagi penggemar snorkling. Nah, untuk melepas kepenatan setelah berwisata, terdapat sebuah cottage yang bisa disinggahi dan bersantai menikmati pemandangan alam pulau-pulau kecil yang menghampar di depannya.



Cukup dengan merogoh kocek Rp350 ribu, pengunjung sudah bisa menginap di salah satu vila. Semoga saja Pulau Pamutusan yang merupakan salah satu surga di Sumatera Barat ini tidak termasuk ke dalam daftar perdagangan pulau di Tanah Air.
PULAU SUWARNADWIPA PADANG

Dengungan mesin 15 PK perahu yang saya tumpangi terus membisingi telinga. Langit cerah dengan semburat awan-awan megah memayungi perahu motor sepanjang 5 m dan lebar 1 m itu. Saya dan 8 rekan setim, dua orang guide dan sang pemilik perahu, tengah mengarungi sebuah perairan laut di selatan Kota Padang di siang yang sangat cerah.

Tulisan Suwarnadwipa raksasa telihat dari kejauhan, seolah menyambut siapa saja. Suwarnadwipa Beach Club & Resort lengkapnya tulisan tersebut, semakin jelas dan semakin besar saja ketika perahu motor kami mendekati kawasan tepian pantai nan asri itu.

Pemilik perahu mematikan mesinnya ketika perahu mendekati bibir pantai. Tak lama kemudian ujung perahu mencium pasir pantai nan putih mulus. Dan kami pun segera turun, untuk menyaksikan dan menjelajahi sebuah kawasan kecil dan terpencil ini.

Tempat ini lebih dikenal wisatawan dengan nama Pulau Suwarnadwipa ataupun Pulau Emas. Padahal sebenarnya lokasi ini merupakan sebuah pantai yang masih 1 bagian dengan keseluruhan Pulau Sumatera, bukan terpisah dari pulau kedua terbesar di Indonesia itu. Jadi, anggapan kebanyakan wisatawan di atas tentu saja salah.

Ditemani guide, saya kemudian menghampiri salah seorang pengelola resort. Sekadar berbasa-basi meminta izin untuk ‘bermain’ di resort yang ia kelola. Dari obrolan ringan ini kemudian saya dapatkan beragam info mengenai Suwarnadwipa.

Tempat ini adalah sebuah resort yang baru dibuka sekitar 4 bulan lalu. Mengapa resort ini dinamakan Suwarnadwipa? Dalam berbagai penelitian prasasti yang dilakukan oleh para ilmuwan, dalam bahasa Sansekerta Swarnadwipa adalah Pulau Sumatera. Swarnadwipa berasal dari kata “Suwarnadwipa”  yaitu pulau emas atau “Suwarnabhumi” yaitu tanah emas.

Penamaan Swarnadwipa untuk Pulau Sumatera ini telah dipakai dalam naskah-naskah India pada tahun sebelum masehi. Selain dikenal dengan Swarnadwipa, pulau Sumatera juga dikenal dengan Pulau Andalas. Konon, di Pulau Sumatera banyak terdapat pohon yang bernama pohon Andalas.

Apa yang ditawarkan oleh Suwarnadwipa? Tentu saja spot ikonik berupa rangkaian huruf raksasa yang terpampang di tepian pantai resort ini. Selain itu ada sebuah cottage 2 lantai dengan atap gaya bagonjong khas Minangkabau. Juga ada lapangan voli dan dermaga cantik yang menghadap Pulau Sironjong.

Konsep back to nature menjadi pembeda Suwarnadwipa dibanding dengan objek wisata pulau yang berada di sekitar pantai ini, mulai dari bentuk cottage, pancuran air tawar yang terbuat dari bebatuan, pipa air dari bambu, hingga dermaga dari susunan pohon pinang dan kayu. Semua berasal dari alam, tanpa banyak olahan dari pabrik.

Lingkungan sekitar resort ini pun hijau memukau, dikelilingi hutan-hutan dengan pepohonan besar. Sehingga tempat ini memang akan jadi idaman siapa saja yang ingin bersantai, mendambakan ketenangan, jauh dari kebisingan dan pemandangan alam nan asri.

Pulau Emas atau yang dikenal dengan nama “Suwarnadwipa Beach Club & Resort” adalah sebuah nama penginapan pantai yang letaknya di pesisir sebelah Selatan kota Padang bagian Barat Pantai Sumatera. merupakan destinasi baru di Sumatera Barat.  Posisinya berseberangan dengan Pulau Sironjong juga sangat dekat sekali dengan Pulau-pulau cantik  yang sangat populer seperti Pulau Sikuai, Pulau Pagang, Pamutusan, dan Pasumpahan.


Saturday, August 13, 2016

Dendeng Batokok Muaro Kalaban

Lokasi Rumah Makan & Restoran Dendeng Batokok berada di Jalan Lintas Sumatera Muara Kalaban, Kecamatan Silungkang, Sawahlunto, Sumatera Barat, sekitar 5 km dari Pusat Kota Sawahlunto, yang kami kunjungi beberapa bulan lalu untuk santap siang.

Dendeng Batokok Muara Kalaban adalah makanan khas setempat yang selalu dicari ketika pejalan mengunjungi Sawahlunto, baik untuk dimakan di tempat maupun untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh.


Papan nama Dendeng Batokok Muara Kalaban dengan latar belakang perbukitan hijau. Dendeng Batokok di Muara Kalaban ini kami kunjungi dalam perjalanan menuju ke tempat pengrajin Kain Tenun Silungkang.


Bangunan gonjong khas Minangkabau Dendeng Batokok Muara Kalaban. Suasana di rumah makan Dendeng Batokok Muara Kalaban pada siang hari itu tidak begitu ramai, dengan hanya dua kendaraan berasal dari wilayah Riau dan dua dari Padang.



Tempat makan di Dendeng Batokok Muara Kalaban ini terbagi dua, dengan salah satunya berada di ruangan tertutup berdinding kaca lebar yang berada di sebelah kanan pada foto di atas.



Menu utama Dendeng Batokok Muara Kalaban yang dihidangkan selagi hangat, berupa irisan daging sapi tanpa lemak yang telah diberi bumbu, diasap dan ditumbuk.

Setelah selesai menyantap Dendeng Batokok Muara Kalaban, beserta sayur dan lauk lain yang terhidang, saya pun pergi ke belakang untuk melihat proses pembuatan Dendeng Batokok ini.


Pengasapan dendeng batakok dilakukan dengan meletakkan daging di atas anyaman bambu setinggi 1 meter dari pawon, yang dilakukan sampai 10 jam, dengan asap yang dihasilkan ketika memasak masakan lain. Siang itu memang tidak sedang dalam proses pembuatan dendeng batokok, sehingga anyaman bilah bambu ini terlihat kosong.


Sebelum diasap, daging tanpa lemak diiris tipis-tipis terlebih dahulu, lalu direndam di dalam campuran bumbu selama sekitar lima jam agar bumbu bisa meresap dengan baik.

Selama puluhan tahun resep dan cara pembuatan Dendeng Batokok Muara Kalaban ini masih menggunakan cara tradisional yang sama, yang diwariskan secara turun temurun.

Sebelum dihidangkan, dendeng batokok ini dibakar lagi sebentar supaya hangat dengan dilumuri minyak kelapa Talawi, sehingga terasa gurih dan renyah ketika digigit.

Rumah Makan & Restoran Dendeng Batokok

Jalan Lintas Sumatera Muara Kalaban
Kec Silungkang, Sawahlunto
GPS -0.70700, 100.79234

Translate

Membahas Objek Wisata Sumbar, Sumbar Wisata Kita Semua.

Ter Unggul

Objek Wisata Danau Biru Sawahlunto

Objek Wisata Danau Biru Sawahlunto Wisata sumatera barat >> selamat datang di Wisata Kita pada kesempatan ini Wisata Kita akan ...

Popular Posts


CLOSE